Selasa, 12 Februari 2019

Plesiran ke Solo? Siapa Takut!


Sepanjang tahun 2018 lalu bisa di bilang tak ada waktu yang tersisa bahkan hanya untuk sekedar melepas penat, bayangkan bagaimana rasanya setahun penuh disibukkan dengan pekerjaan yang memang tak pernah ada habisnya itu. Hingga di awal Januari 2019 salah satu kawan tiba-tiba saja mengontak dan mengajak untuk ikut melakukan perjalanan bersama ke kota Solo. Ajakan singkat itu bagai oase di tengah gurun pasir rasanya dan dengan spontan ku iyakan tanpa pikir panjang lagi.

Kota yang memilki luas tak lebih dari 47 km itu memiliki satu jalan protokol yang menjadi pusat atau penghubung tiap jalan kecil lainnya, yaitu Jl Slamet Riyadi. Orang Solo bilang sih, ‘Jangan takut nyasar di Solo mbak, cari saja jl slamet riyadi nanti tempat yang mbak tuju itu pasti ketemu’ dan setelah menghabiskan waktu selama empat hari di kota kecil itu aku pun mengamini perkataannya. Jadi ke Solo kemana aja nih?.

Saat aku mengatakan akan berplesiran ke kota Solo kepada kawan-kawan yang lain tidak sedikit yang mengeluhkan pilihan perjalananku kali itu, rata-rata keluhan mereka sama “emang ada apa di Solo?”. Kalau kamu benar-benar ingin menikmati Solo, aku sarankan untuk mencicipi keanekaragaman jenis kuliner nya yang memang cukup terkenal bagi para pelancong. Sebutlah Soto Seger, Selat Solo, Sup Matahari, Tengkleng, Sate Buntal, Es Dawet, Susu ShiJack, Serabi Notosuman dan lain sebagainya. Lalu apalagi?, aku dan kawan seperjalan juga menyempatkan diri menjelajahi kampung batik di daerah Kauman untuk membeli beberapa pakaian yang memang diniatkan sebagai buah tangan untuk orang-orang terkasih dirumah.

Makanan Khas Kota Solo

Kedatangan kami di Solo sesungguhnya memang direncanakan mendekati hari raya Imlek, dimana ada satu acara besar yang menjadi salah satu daftar acara yang paling dinanti-nanti yaitu Gerbeg Sudiro. Kenapa demikian? acara yang berpusat di Pasar Gedhe itu menyajikan kemeriahan dalam menyambut hari raya imlek, dimana seisi jalan dipenuhi oleh lampion-lampion hias juga berbagai macam karakter hidup sebagai simbol kemegahannya, dan bisa dibilang juga selama perayaan acara itu aku jadi bisa menghemat waktu untuk bisa mencicipi segala jenis kuliner dalam satu tempat. Meski sayang beribu sayang pada akhirnya rencana untuk bisa menghadiri acara tersebut harus dikalahkan dengan destinasi wisata lain yang memang membutuhkan waktu tak sedikit.

Kota Solo juga bisa dibilang sebagai jalur perlintasan yang bisa menghubungkan kamu ke kota-kota kecil lainnya, bayangkan saja aku bisa menyambangi Klaten, Boyolali dan Karanganyar hanya dengan waktu tempuh tak lebih dari satu jam di tiap perjalanan. ini serius plesirannya sampe ke Klaten, Boyolali dan Karanganyar juga? Betul sekali!. Empat hari bisa dibilang terlalu lama jika hanya berpusat di kota Solo nya saja, jadi melalui sedikit improvosasi aku dan kawan-kawan seperjalanan memutuskan untuk melakukan perjalanan ke tempat-tempat wisata terdekat dari kota Solo yang terdiri dari :

1. Umbul Manten (Klaten, Jawatengah)

Memang tidak se terkenal saudara jauhnya yaitu Umbul Ponggok, tapi Umbul Manten menyajikan suasana yang lebih nyaman karena lebih terkesan privat juga didukung dnegan harga tiket masuk nya yang masih sangat ramah dikantong. Aliran airnya yang memang mengalir dari dua sumber mata air begitu sejuk dan sangat jernih.

Umbul Manten - Klaten Jawatengah

2. Pawon Glagahan (Boyolali, Jawatengah)

Menikmati sensasi makan di atas aliran sungai tentu tidak biasa bukan?, jadi Pawon Glagahan ini memang unggul di tempat makannya, bukan di menu makanannya yah. Karena bisa dibilang cenderung biasa pada umumnya, sayangnya pada saat datang kesana air sungainya nampak keruh karena hujan yang masih terus melanda di awal bulan februari itu.


Pawon Glagahan - Boyolali

3. Jumog Waterfall (Karanganyar, Jawatengah)

Salah satu kawasan air terjun yang tidak terlalu membuat peluh kita meniti turun anak tangganya dari pintu masuk atas, bahkan mengakses sumber jatuhnya air pun terbilang dekat. Tak perlu takut kelaparan jika kamu menyambangi tempat ini nanti, karena berbagai jenis makanan dijajakan dengan apik tanpa perlu memusingkan soal harga. Tata letak meja yang dijejerkan disepanjang sisi anak sungai nya pun menambah kesyahduan tempat wisata itu. Arusnya yang tak terlalu deras cukup aman jika kamu ingin turun ke dalam sungai dan berjalan-jalan santai diatas kerikil bebatuan.


Jumog Waterfall - Karanganyar


4. Kemuning (Karanganyar, Jawatengah)

Tidak jauh berbeda dengan wisata kebun teh lainnya, dimanapun kamu berhenti disepanjang kawasan kemuning kamu bisa dengan mudah mendapatkan spot-spot terbaik untuk dapat menggambil gambar yang apik.

5. Candi Sukuh (Karanganyar, Jawatengah)

Salah satu candi yang dikenal karena memiliki relief yang cukup erotis, situs areanya tidak terlalu luas memang tapi tertata rapih dan bersih. Menariknya, candi sukuh ini masih dijadikan tempat untuk sembahyang bagi para pelancong juga oleh warga disana.


Candi Sukuh - Karanganyar

6. Candi Cetho (Karanganyar, Jawatengah)

Perjalanan menuju situs candi cetho memiliki tantangan terbesar sejauh ini, medan yang ditempuh sangat terjal karena benar-benar berada di ujungnya bukit. Yang ternyata merupakan salah satu pintu masuk pendakian gunung Lawu. Susunan arcanya tentu menyegarkan mata, tersusun rapih dan indah, apalagi ditambah dengan pemandangan kota yang bisa dilihat dari puncak arca.


Candi Cetho - Karanganyar


7. Astana Giribangun (Karanganyar, Jawatengah)

Ini kaget sendiri karena bisa-bisanya ngejadiin pemakaman menjadi salah satu destinasi wisata juga. Sebuah kompleks pemakaman dimana keluarga besar mantan presiden RI ke-2 yaitu Soeharto di makamkan. Bentuk bangunanya tentu sangat kental dengan bangunan-bangunan tradisional jawa tengah pada umumnya, karena tidak bisa sembarangan menjelajahi makam tentu kami harus didampingi guide untuk bisa melihat makam beliau dari dekat, tak sedikit yang guide itu ceritakan mengenai asal mula mengapa Astana Giribangun itu dibangun, tapi kalau boleh jujur destinasi terakhir itu bukan yang terfavorit karena entah mengapa meninggalkan perasaan yang tak nyaman.


Astana Giribangun - Karanganyar


Jadi gimana? Seru juga kan ternyata menjelajahi Solo? Solo versi mu yang seperti apa?

Untuk itinerary dan biaya perjalanannya bisa dilihat Disini. 

By the way, tulisan ini juga ku upload ke detik.com dengan sedikit penyesuaian :)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar