Kamis, 04 Agustus 2016

Dan Akhirnya

[P][A][R][T][.][1]
Awalnya




Ini adalah sebuah kisah mengenai seseorang yang kehilangan hampir separuh dari ingatannya, mengenai apa-apa yang sebelumnya ia ingin raih dan apa-apa yang sebelumnya ingin ia tinggalkan. Ia diingatkan melalui sebuah pengorbanan dan kehilangan, dia Alfa.

* * *

Rega dan anatasya terlihat sibuk memperhatikan alfa yang tak kunjung berhenti melayani pesanan, Me-refil isi minuman, menghantarkan makanan, membersihkan meja.

"kamu liat kan an? She’s like...another alfa yang kita kenal, sejak kapan hal-hal kayak gini bisa sangat familiar bagi dia?"

"biarin aja sih ga, selama alfa seneng dan gak keganggu..."

Perempuan yang mereka sebut alfa itu pun menghampiri meja rega dan anastasya sembari meletakan dua gelas lemon tea pesanan mereka.

"apa harus 7 hari dalam seminggu kalian selalu ada disini?" seru alfa dengan gimik kesal,

Baik rega maupun anastasya hanya bisa mengangguk sambil mengulum senyum. Alfa yang kehabisan akal untuk mengusir kedua temannya itu hanya bisa kembali menyibukan diri dengan pekerjaannya sekarang.

"lemon tea?" seru anne dari arah samping, rega dan anatasya tersenyum

"the best ever mbak anne...duduk mbak" ujar anastasya menawarkan

"jadi kalian masih menunggu?" tanyanya lagi

"hmmm" rega mengangguk pelan "aku nggak tau sampe kapan alfa sadar dan kembali, jadi yang bisa kita lakuin cuma nunggu mbak anne..." anne hanya membalas jawaban rega dengan senyuman lirih.

"terimakasih banyak hingga detik ini ya mbak, kalo aja mbak anne nggak ngijinin alfa berbuat semaunya kayak gini...kita gak tau harus bagaimana lagi ngehadepinnya" seru anastasya.

Anne menatap dua pasang mata yang ada dihadapannya saat ini, dua pasang mata yang sejak 4 bulan lalu kerap hadir mengisi senyap yang merobek hatinya, senyap yang timbul atas irama yang bernama kehilangan.

Sementara Alfa masih larut dengan kesibukan yang bahkan tidak mampu ia mengerti kenapa harus ia lakukan, Seolah sedang mencari, seolah ingin mengingat tapi begitu sulit rasanya.

4 bulan, sudah sejak 4 bulan ia hanya bisa menatap piano usang itu tanpa firasat apapun..hanya mampu menyentuh tiap tuts baloknya tanpa mampu di dentingkan, ada rasa sesak menyergap terkadang namun alfa tak mampu menterjemahkannya.

* * *

"laki laki mana fa??" seru rega geram

"aku juga nggak tau ga, tapi tolong cari dia...cari dia?!!" pekik alfa, rega menatap kedua bola mata alfa dengan marah.

Sejak terbangun dari koma 4 bulan lalu, setelah secara tiba-tiba alfa rutin datang ke cafe mba anne dan menganggap dirinya sebagai pegawai ditempat itu, lalu sekarang apa lagi??, mencari laki-laki yang bahkan alfa sendiri pun tak tahu siapa ?

Ingin rasanya rega menghempaskan tubuh ke tanah, karena memaki alfa yang seperti ini lebih tidak mungkin rasanya.

Alfa menerawang jauh ke belakang, kini tiba tiba saja ia mengingat seorang laki-laki yang kerap hadir dalam mimpinya. Seolah laki-laki itu memang pernah ada di masa silam, Seolah keberadaannya cukup penting karena hasrat untuk menemukannya menjadi jauh lebih besar.

"kamu menyukainya ?" tanya laki-laki itu menarik perhatiannya,

"hmmm" alfa mengangguk sambil masih terus memandangi piano usang dari balik dinding kaca

"aku bisa memainkan beberapa lagu" serunya sambil tersenyum

"benarkah ??" kedua mata alfa membulat "berarti kita bisa bermain bersama ?, pasti menyenangkan" alfa tertawa

"tapi aku lebih suka menikmatinya, jika tidak keberatan...maukah kamu memainkan satu lagu untukku?" seru laki-laki itu bernada jenaka

"lagu apa?"

laki-laki itu mengeluarkan sepasang headsfree dan melingkarkan salah satu bagiannya ke telinga alfa, terdengar musik bernada semangat didalamnya. Alfa dengan khusyuk mendengarkan tiap bait lagu itu, sebuah lagu asing dengan lirik sederhana. Meski bukan genre musik yang biasa ia bawakan disetiap pertunjukan, entah mengapa alfa menyukainya

"bagaimana ?" tanya laki-laki itu kembali

"aku akan memainkannya, tapi jika hanya kamu bersamaku" alfa mengaitkan jari kelingkingnya ke jari laki-laki itu "janji ??"
laki-laki itu pun mengangguk

* * *

"ini udah nggak beres an?!! aku nggak tahan ngeliat alfa kayak gini?!! mau sampe kapan kita ngebiarinin alfa bertindak sesukanya??, dia lupa mengenai kecelakaan itu, dia lupa karirnya sebagai pianis, dia lupa dengan keluarganya, dia lupa sama kita?!!" seru rega geram

"tapi kita nggak bisa maksa alfa untuk inget semuanya ga...kamu inget kan dokter bilang apa? alfa bisa depresi karena berusaha mengingat itu semua...alfa butuh waktu.." sahut anastasya

"sampe berapa lama? setahun? dua tahun?...sampe berapa lama lagi?? kita harus paksa alfa untuk balik, karena sekarang dia udah mulai mencari orang yang bahkan entah ada atau tidak didunia ini?!!"

"rega...kita cuma harus support penuh ke alfa, biarin alfa menjalani kehidupan yang dia percayai...seperti dulu kita percaya bahwa menjadi seorang pianis adalah pilihan alfa untuk tetap hidup"

Rega mengehembuskan nafas panjang dan berat, ia menarik seluruh rambutnya ke belakang "aku cuma takut...takut alfa tidak pernah kembali" seru rega lirih.

Alfa menatap meja kosong yang biasa ditempati rega dan annatasya selama ia bekerja, sedikit kecewa karena mereka tidak datang hari ini, sambil terus melakukan pekerjaan-pekerjaan hariannya kedua matanya pun kembali terpaut ke arah piano usang itu. "ada apa sebenarnya?" pikir alfa, mengenai semua ingatan-ingatan yang tiba-tiba muncul belakangan membuat alfa bertanya-tanya, apa benar dia mampu memainkan alat musik itu.

"coba lah..." seru anne membuyarkan lamunannya

"ya mbak?" sahut alfa gelagapan

"piano itu...kamu selalu menatapnya seolah ingin melahapnya habis tanpa sisa" anne tersenyum, sementara alfa tertawa lirih

"aku hanya menerka-nerka, apa mungkin di masa lalu aku benar-benar bisa memainkan piano. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, sepertinya tidak mungkin" alfa kembali tertawa

"disini hanya ada satu orang yang bisa memainkan piano itu, bahkan piano itu sengaja ia seret ke cafe ini hanya untuk ia mainkan dikala senja dan malam" alfa seketika menatap penuh perhatian ke arah anne "tapi itu dulu, dulu saat orang itu masih ada..." raut wajah anne berubah muram. Alfa tidak mengerti, tapi rasanya ia mengerti perasaan kehilangan itu. Ia menggenggam tangan anne dengan hangat

"cobalah sesekali..." anne kembali tersenyum hangat ke arah alfa, alfa mengangguk enggan

* * *

[Blog post ini dibuat dalam rangka mengikuti Writing Project #DanBernyanyilah yang diselenggarakan oleh Muskimia, Nulisbuku.com dan Storial.co]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar